Kamis, 12 Februari 2015

Marsupilami Temanku



Waktu hari minggu Aku ke liburan ke Kolombia. Saat kami sampai di tujuan, kapal kami mogok. Ternyata ada piranha yang memakan baling-baling kapal. Terpaksa kami memakai rakit.
Setelah sampai, kami melihat anak marsupilami jatuh di sekitar danau piranha. Segera kami menolong anak marsupilami. Untung anak marsupilami itu tidak terluka karena piranha itu jalannya sangat lambat. Waktu kami mengeringkan bulunya kami mencari induknya. Saat perjalanan akhirnya kami menemukan sarangnya. Saat sampai kami datang orang tua marsupilami sangat jinak.
Setelah itu mereka turun menggunakan ekornya untuk senjatanya. Marsupilami itu rupanya mengira kami pemburu liar. Walaupun marsupilami hewan biasa dia bisa mengerti bahasa manusia. Ia juga bisa mencium buah atau makanan yang beracun atau tidak. Kami menjelaskannya dan mereka paham bahasa kami.
Kami pun saling berbicara dan akrab. Lalu saya memanggilnya marsu. Kami pun bersahabat selama 10 tahun. Induk marsu lalu bertelur sebanyak dua buah. Warnanya kuning dan hitam. Telur itu kemudian menetas. Dan uniknya telurnya seperti buah pir. Kami bermain sangat lama dan kami bahagia untuk selamanya. Tamat.

Trenggalek, 12 Februari 2015

Qubba Najwa Ilman Naim

1 komentar: