Waktu hari minggu Aku ke liburan ke Kolombia. Saat kami sampai di tujuan,
kapal kami mogok. Ternyata ada piranha yang memakan baling-baling kapal.
Terpaksa kami memakai rakit.
Setelah sampai, kami melihat anak marsupilami jatuh di sekitar danau
piranha. Segera kami menolong anak marsupilami. Untung anak marsupilami itu
tidak terluka karena piranha itu jalannya sangat lambat. Waktu kami
mengeringkan bulunya kami mencari induknya. Saat perjalanan akhirnya kami
menemukan sarangnya. Saat sampai kami datang orang tua marsupilami sangat
jinak.
Setelah itu mereka turun menggunakan ekornya untuk senjatanya. Marsupilami
itu rupanya mengira kami pemburu liar. Walaupun marsupilami hewan biasa dia
bisa mengerti bahasa manusia. Ia juga bisa mencium buah atau makanan yang
beracun atau tidak. Kami menjelaskannya dan mereka paham bahasa kami.
Kami pun saling berbicara dan akrab. Lalu saya memanggilnya marsu. Kami pun
bersahabat selama 10 tahun. Induk marsu lalu bertelur sebanyak dua buah.
Warnanya kuning dan hitam. Telur itu kemudian menetas. Dan uniknya telurnya
seperti buah pir. Kami bermain sangat lama dan kami bahagia untuk selamanya.
Tamat.
Trenggalek, 12 Februari 2015
ini tulisan putranya pak Naim ya pak. Luar biasa
BalasHapus