Minggu, 13 Oktober 2019

Spirit Menulis


Assalamualaikum Wr. Wb.

Sudah lama saya sudah tidak menulis. Terakhir saya menulis saat saya kelas 6 SD. Sekarang tepatnya 2019, saya ingin mulai menulis seperti dulu lagi.

Saya saya suka menulis karena terinspirasi dengan ayah saya. Beliau seorang penulis buku. Di tahun 2019 ini beliau sudah menerbitkan 38 buku. Yang terbaru ialah ‘’Spirit Literasi’’.

Saya termotivasi karena kagum dengan ayah saya karena sering mengisi seminar di berbagai daerah di Indonesia. Saya sendiri sebenarnya kurang suka dengan membaca buku karena kurang tertarik dengan tema-tema buku tersebut tapi saya suka dengan buku bertema dengan komik.

Saya baru mengenal komik saat kelas 3 SD. Komik yang pertama saya baca adalah komik Doraemon. Saya sangat suka membaca cerita komik karena membantu saya berimajinasi.

Saya mulai suka membaca buku bacaan mulai kelas 8 SMP karena pernah membaca sebuah buku di perpustakaan untuk mengerjakan tugas bahasa Indonesia. Saya sendiri sadar kenapa buku disebut jendela dunia karena tanpa buku saya tidak akan tahu tentang ilmu pengetahuan.

Parakan Trenggalek, 13-10-2019

Selasa, 11 Agustus 2015

Ayahku Penulis



Ayahku selalu menulis banyak buku seperti The Power of Writing, Menipu Setan, The Power or Reading, Character Building, dan lain-lain. Aku mau seperti ayah karena ayah penulis yang hebat.

Jalan untuk menjadi penulis adalah belajar yang lebih giat karena ayah selalu ada di dalam koran harian. Dan tv di JTV dan radio. Selain menulis ayah juga suka membaca buku penemu seperti ilmuan Alexsander Graham Bell. Dialah si penemu telepon.

Karena ayah penulis buku yang ayah tulis sangat banyak. Ayah sudah menulis selama 20 tahun.

Ayah pertama kali menulis di tahun1996. Karena ayahku guru agama  ayahku tertib dalam agama, seperti zakat, infak, solat, membaca al-quran dan lain- lain.
Hobi ayah adalah menbaca, menulis, dan berolahraga. 

Permainan kesukaan ayah adalah catur, joging, naik sepedah.

Makanan kesukaan ayah adalah nasi pecel, ketela, nasi tiwul, sayur bening. Minuman kesukaan ayah adalah kopi hangat, teh hangat, jeruk, jambu, jus tomat.

SIGA SI SINGA



Oleh Qubba Najwa Ilman Naim

Di hutan Afrika yang luas ada seekor singa kecil bernama Siga. Ia pergi bersama ibunya untuk mencari mangsa. Akhirnya mereka mendapat mangsa seekor zebra yang besar. Esok harinya Siga mencari mangsa sendiri tanpa ijin ibunya. Apa bisakah Siga mendapat mangsa yang lebih besar?
Siga ingin makan daging kerbau. Saat Siga datang di daerah kerbau, kerbau-kerbau itu besar sekali. Siga langsung menyerang. Kerbau pun lari ketakutan. Akhirnya Siga mendapat satu ekor kerbau besar dan Siga membawa kerbau itu ke rumah sebagai hadiah ibunya yang tertidur.

Parakan, 10 Juli 2015.

Kamis, 12 Februari 2015

Marsupilami Temanku



Waktu hari minggu Aku ke liburan ke Kolombia. Saat kami sampai di tujuan, kapal kami mogok. Ternyata ada piranha yang memakan baling-baling kapal. Terpaksa kami memakai rakit.
Setelah sampai, kami melihat anak marsupilami jatuh di sekitar danau piranha. Segera kami menolong anak marsupilami. Untung anak marsupilami itu tidak terluka karena piranha itu jalannya sangat lambat. Waktu kami mengeringkan bulunya kami mencari induknya. Saat perjalanan akhirnya kami menemukan sarangnya. Saat sampai kami datang orang tua marsupilami sangat jinak.
Setelah itu mereka turun menggunakan ekornya untuk senjatanya. Marsupilami itu rupanya mengira kami pemburu liar. Walaupun marsupilami hewan biasa dia bisa mengerti bahasa manusia. Ia juga bisa mencium buah atau makanan yang beracun atau tidak. Kami menjelaskannya dan mereka paham bahasa kami.
Kami pun saling berbicara dan akrab. Lalu saya memanggilnya marsu. Kami pun bersahabat selama 10 tahun. Induk marsu lalu bertelur sebanyak dua buah. Warnanya kuning dan hitam. Telur itu kemudian menetas. Dan uniknya telurnya seperti buah pir. Kami bermain sangat lama dan kami bahagia untuk selamanya. Tamat.

Trenggalek, 12 Februari 2015

Qubba Najwa Ilman Naim

Rabu, 11 Februari 2015

Om Yakin




Om Yakin adalah paman yang kusukai. Salah satunya adalah mengajakku jalan-jalan. Yang tidak kusukai dari pamanku adalah jahil. Pamanku sering jahil kepadaku.
Biasanya pamanku mengajakku makan sosis di stasiun Tulungagung. Sambil makan aku mengajak sepupuku bernama Safira Musolia lalu kami keliling alun-alun. Sambil bermain di dalam alun-alun kami memmeri makan burung dara. Mereka sangat jinak. Ada yang berwarna putih coklat dan coklat putih. Lalu kami beri makan ikan di kolam. Setelah kami lelah kami pulang ke rumah  nenek.

Trenggalek, 11-2-2015

Qubba Najwa Ilman Naim